Tanda-Tanda Kematian
Advertisement
FIQH AKTUAL | Suatu ketika Baginda Ibrahim AS bertanya kepada Malaikat pencabut nyawa, Wahai malaikat pencabut nyawa, apa yang akan kamu lakukan jika ada dua orang yang akan meninggal pada waktu yang sama, yang satu di ujung timur, yang satu lagi di ujung barat, serta di tempat lain tersebar penyakit yang mematikan serta dua ekor binatang melata pun akan mati?
Maka mereka menjawab: Aku akan panggil ruh-ruh tersebut, dengan izin Allah, sehingga semuanya berada di antara dua jariku, bumi ini aku bentangkan kemudian aku biarkan seperti sebuah bejana besar dan dapat mengambil yang mana saja sekehendak hatiku. (HR Abu Nu'aim).
Kematian adalah hak Allah semata dan merupakan rahasia yang tidak diketahui oleh manusia. Bahkan, para nabi pun tidak mengetahui tentang rahasia kapan seseorang akan meninggal. Rasulullah SAW telah memperingatkan umatnya tentang peringatan untuk selalu mengingat kematian.
Allah SWT telah memperingatkan malaikat pencabut nyawa untuk mengirimkan tanda-tanda kematian agar manusia lebih berhati-hati, maka mereka menjawab: Demi Allah, kami telah memberikan peringatan dan tanda-tanda-Mu yang sangat banyak berupa penyakit, uban, berkurangnya pendengaran, penglihatan mulai tidak jelas, semua itu adalah peringatan bahwa sebentar lagi kami akan menjemputnya. (HR Imam Qurthubi).
Dikatakan bahwa Imam al-Ghazali rahimahullah telah memperoleh tanda-tanda kematian yang dapat dikenali satu tahun sebelum berpisahnya ruh dan jasad (kiamat sugra). Pertama, biasanya dalam waktu 12 bulan sebelum ajal, akan mendengar suara yang aneh, yang belum pernah didengarnya.
Kedua, dalam waktu sembilan bulan sebelum ajal, akan melihat sinar matahari berwarna hitam. Ketiga, dalam waktu enam bulan sebelum kematian, akan melihat warna air menjadi merah, sedangkan api berwarna hitam. Keempat, dalam masa seratus hari sebelum kematian, tiba-tiba mata akan melihat seperti laut yang terbentang luas ada di depannya.
Kelima, sebelum 80 hari mrnjelang ajalnya, apabila menopang tangan di atas kening sendiri lengan tangan di hadapannya, ia tidak akan melihat lengan tangannya.
Keenam, dalam 70 hari sebelum kematian menjemput, tidak akan dapat menggerakkan jari manisnya seperti biasa. Ketujuh, sebelum 40 hari kematian menjemput, akan melihat bahwa matahari tampaknya seolah-olah kaca cermin yang didalamnya terdapat bayangan diri pribadi.
Kedelapan, pada 40 hari sebelum ajal, telinga akan berdengung terus-menerus. Kesembilan, dalam 30 hari sebelum ajal, perasaan kadang-kadang kosong. Kesepuluh, dalam tujuh hari menjelang kematian, langit-langit mulut jika dijilat dengan ujung lidah tidak terasa geli. Kesebelas, dalam waktu tiga hari sebelum ajal, terdengar suara gaduh, dan mendengat suara tangis bayi yang baru lahir.
Kedua belas, sebelum dua puluh empat jam menjelang ajal, napas yang keluar dari hidung terasa sangat dingin, sedang lidah terasa panas. Denyut pada kedua kaki menghilang dan denyut pada bagian dada bergetar hebat. Ketiga belas, sebelum tiga jam kematian, jalannya napas mulai berkurang.
Setelah mendapatkan dan memperoleh tanda-tanda ini, Imam al-Ghazali pun menyiapkan dirinya untuk menghadapi datangnya ajal. Kemudian, beliau mempersiapkan diri dengan mandi dan berwudhu. Demikian juga kiranya kita bisa terus waspada dan mempersiapkan diri sebelum ajal menjemput sehingga kita bisa beroleh husnul khatimah dalam ridha-Nya. Wallahu a'lam.