Inilah Tanda Tanda Datangnya Rejeki Besar
Advertisement
FIQH AKTUAL | Setiap orang memiliki rezeki masing-masing sesuai dengan ketetapan Allah sehingga kita tidak perlu iri terhadap rezeki yang didapatkan oleh orang lain. Semakin kita bersyukur atas nikmat Allah maka Allah akan memberikan rezeki yang lebih. Pembahasan mengenai rezeki besar ini tidak dapat dipisahkan dengan rezeki seret. Rezeki seret dijelaskan dalam sebuah riwayat yang mengatakan bahwa sesungguhnya rezeki yang terhalang pada seseorang dapat disebabkan karena dosa yang telah dilakukannya.
Allah SWT akan menghapuskan dosa-dosa seseorang dengan berbagai sebab tertentu, setelah dosa tersebut dihapuskan maka Allah akan memberikan ridho dan cinta pada hamba-Nya. Dari sinilah rezeki akan mulai datang dari arah yang tidak terduga-duga dan menjadi tanda tanda datangnya rezeki.
Sebuah riwayat menjelaskan bahwa tidak ada seorang hamba yang terkena rasa sakit, kepayahan atau kelelahan, terkena kesusahan atau kesedihan hingga duri itu menusuk pada tubuhnya kecuali jika Allah membersihkan dosa-dosanya.
Perbuatan menipu, memaki, memfitnah, membuat stigma negatif, mendzalimi, mencerca, buruk sangka, dan beberapa tuduhan jahat lain karena tidak dapat kalah bersaing. Ketika kita didzalimi oleh orang lain maka disitulah dosa-dosa kita berkurang. Oleh karena itu, kita harus berhati-hati pada orang yang telah kita dzalimi karena dosanya sangatlah mustajab dan jika mereka mendoakan hal-hal buruk pada diri kita maka Allah akan mengabulkan doanya. Untuk itu, kita harus berhati-hati dalam bersikap dan bertingkah laku agar tidak menyakiti orang lain.
Dalam sebuah riwayat diperintahkan bagi kita untuk takut pada doa orang yang terdzalimi karena tiada satu penghalang pun antara doa orang tersebut dengan Allah. Tidak ada balasan atau hukuman yang akan menimpa pada orang yang berbuat dzalim melainkan sesuai dengan apa yang dilakukannya menjadi penghambat datangnya rezeki.
Suatu riwayat menjelaskan mengenai pertanyaan siapakah orang yang bangkrut, kemudian dijawab bahwa orang yang bangkrut pada kaum kami adalah orang yang tidak mempunyai dirham dan tidak juga mempunyai harta ataupun barang. Setelah itu, Rasulullah bersabda bahwa sesungguhnya orang yang bakrut dari umat muslim adalah mereka yang datang pada hari kiamat tanpa membawa pahala shalat, puasa maupun zakat. Tapi, mereka datang dengan membawa dosa atas kedzalimannya. Ia pernah mencela orang lain, menuduh tanpa adanya bukti, memakan harta orang lain, menumpahkan darah dan memukul orang itu. Untuk menebus kedzaliman yang telah dilakukan maka Allah akan memberikan kebaikannya pada orang yang telah didzalimi. Apabila kebaikan telah habis di bagikan pada orang yang didzaliminya sedangkan semua kedzlimannya belum ditebus maka tinggallah kesalahan atau kejelakan yang dimilikinya sehingga ia akan dicampakkan dalam neraka..
Berdasarkan penjelasan di atas, kita tahu bahwa keberkahan rezeki tidak akan datang pada mereka yang sering berbuat maksiat. Ketika kita masih memiliki dosa maka keberkahan rezeki tidak akan kita dapatkan, meskipun rezeki kita banyak tapi belum tentu semua itu mengandung keberkahan. Namun, Allah akan memberikan rezeki yang begitu luar biasa pada mereka yang sudah dihapuskan dosa-dosanya. Penghapusan dosa ini dapat disebabkan oleh beberapa hal, salah satunya menjadi korban kedzalima orang lain, inilah tanda tanda datangnya rejeki besar. Ketika kita didzalimi orang lain maka ketika perhitungan amal, amal baik orang yang mendzalimi kita akan diberikan pada kita sehingga amal baik kita akan terus bertambah, sedangkan mereka yang berbuat dzalim hanya tersisa keburukan saja.